10 Alasan Mengapa Backspacer Wajib Dicerna!
Written on Kamis, Oktober 08, 2009 by Akalana Studio
by Helman Taofani (facebook)
Bila tak ada halangan, pada Sabtu 10 Oktober 2009 nanti, Universal Musik Indonesia (UMI) akan merilis album Pearl Jam kesembilan berjudul "Backspacer". UMI adalah pemain baru dalam belantara Pearl Jam setelah sebelumnya rilis Pearl Jam di negara kita selalu dipegang oleh UMISony Music dan sekali BMG (Benaroya Hall/2003). Langkah UMI ini disambut dengan baik oleh para penggemar Pearl Jam di Indonesia yang tergabung dalam Pearl Jam Indonesia (PJ.Id). PJ.Id membuat acara yang jarang diadakan di Indonesia, berupa "Listening Party" untuk menyambut Backspacer yang akan diadakan di SKIPPER CAFE, MidPoint II, Senayan JAKARTA, pada hari dan tanggal yang sama dengan rencana rilis Backspacer oleh UMI. Tak ketinggalan, sebagai distributor, UMI juga turut mendukung acara PJ.Id lantaran apresiasi untuk CD fisik makin menurun dari tahun ke tahun menyusul serbuan musik digital di internet.
Lantas, apa urgensi PJ.Id menyelenggarakan "Listening Party" untuk Backspacer? Kami beranggapan bahwa Backspacer sangat penting untuk dikampanyekan. Oke, kita akan simpan apresiasi musiknya untuk even Listening Party nantinya, di mana kalian bisa menyampaikan pendapat pribadi tentang Backspacer dalam sesi diskusi (selain live band membawakan lagu Backspacer dan pemutaran video eksklusif) yang juga diadakan dalam acara. Di sini, ada 10 hal kenapa kami menyambut Backspacer dengan antusias yang mungkin bisa membuat Anda sekalian tergerak untuk melangkahkan kaki ke acara Listening Party, atau yang juga kami harapkan, berbondong-bondong ke toko kaset untuk membeli kopi Backspacer untuk Anda sendiri!
Bila tak ada halangan, pada Sabtu 10 Oktober 2009 nanti, Universal Musik Indonesia (UMI) akan merilis album Pearl Jam kesembilan berjudul "Backspacer". UMI adalah pemain baru dalam belantara Pearl Jam setelah sebelumnya rilis Pearl Jam di negara kita selalu dipegang oleh UMISony Music dan sekali BMG (Benaroya Hall/2003). Langkah UMI ini disambut dengan baik oleh para penggemar Pearl Jam di Indonesia yang tergabung dalam Pearl Jam Indonesia (PJ.Id). PJ.Id membuat acara yang jarang diadakan di Indonesia, berupa "Listening Party" untuk menyambut Backspacer yang akan diadakan di SKIPPER CAFE, MidPoint II, Senayan JAKARTA, pada hari dan tanggal yang sama dengan rencana rilis Backspacer oleh UMI. Tak ketinggalan, sebagai distributor, UMI juga turut mendukung acara PJ.Id lantaran apresiasi untuk CD fisik makin menurun dari tahun ke tahun menyusul serbuan musik digital di internet.
Lantas, apa urgensi PJ.Id menyelenggarakan "Listening Party" untuk Backspacer? Kami beranggapan bahwa Backspacer sangat penting untuk dikampanyekan. Oke, kita akan simpan apresiasi musiknya untuk even Listening Party nantinya, di mana kalian bisa menyampaikan pendapat pribadi tentang Backspacer dalam sesi diskusi (selain live band membawakan lagu Backspacer dan pemutaran video eksklusif) yang juga diadakan dalam acara. Di sini, ada 10 hal kenapa kami menyambut Backspacer dengan antusias yang mungkin bisa membuat Anda sekalian tergerak untuk melangkahkan kaki ke acara Listening Party, atau yang juga kami harapkan, berbondong-bondong ke toko kaset untuk membeli kopi Backspacer untuk Anda sendiri!
01. ALBUM PERTAMA DALAM 3 TAHUN
Yang paling jelas, bagi semua yang suka Pearl Jam, 3 tahun adalah rentang yang cukup lama untuk dibiarkan tanpa rilisan baru. Mari kita hitung cepat! Rentang rilis Versus (1993) dari Ten (1991) hanyalah dua tahun. Sementara Vitalogy langsung rlis tak sampai setahun dari Versus (1994), disusul No Code dua tahun kemudian (1996) serta rentang yang sama untuk Yield (1998), Binaural (2000) dan Riot Act (2002). Avocado (Pearl Jam self/titled - 2006) sedikit keterlaluan karena membutuhkan empat tahun untuk rilis meski tak terasa karena fans disuguh dengan kompilasi Lost Dogs (2004) dan Rearviewmirror (2005). Maka kini giliran Backspacer sebagai album dengan rentang kedua terpanjang yang dirilis Pearl Jam. Ingat betapa segarnya menikmati apukat di album sebelumnya setelah dahaga lama?
02. FAKTOR BRENDAN O BRIEN
Mantan "the sixth member of Pearl Jam" kembali menukangi Stone Gossard dan kawan-kawan. Ini adalah Brendan yang membidani lahirnya Versus sampai Yield! Brendan pula yang bermain surf rock pada lagu "Gremmie Out of Control" (Music for Our MotherOceans 2). Brendan pula yang dianggap sebagai midas oleh banyak musisi, dari level pop sampai heavy metal. Namun dengan Pearl Jam, Brendan mempunyai pakta sendiri, buah dari hasil kerjasama dan hubungan mutual yang solid selama bertahun-tahun. Sempat disela Tchad Blake dan Adam Kasper, kini Brendan O Brien kembali. Nama Brendan adalah asosiasi positif untuk hasil rekaman Pearl Jam.
03. MATT CAMERON ODD SIGNATURE
Banyak yang mengeluhkan mengapa signature drum Matt Cameron kala bergabung bersama Soundgarden tak tampak di tiga album sebelumnya. Mungkin yang mengeluhkan hanya mendengarkan lagu Light Years dan I Am Mine saja. Padahal, bila disimak sejak Riot Act, sumbangsih Matt tak hanya di departemen perkusi, namun juga menulis lagu. Drum pattern-nya dapat dinikmati di beberapa lagu seperti Insignificance (Binaural) atau You Are (Riot Act). Oke, mungkin itu bukan "hits" yang gampang diakses di YouTube seperti halnya contoh sebelumnya. Namun di Backspacer ini, single perdana Pearl Jam, The Fixer ditulis oleh Matt Cameron dengan odd-signature-nya. Simak juga Got Some yang telah beredar mendahului Backspacer. Matt is as great as ever!
04. WICKED ARTWORK
Tom Tomorrow adalah nama pena dari seorang kartunis surat kabar. Menyusul resesi, beberapa jaringan surat kabar di Amerika tutup atau melakukan efisiensi halaman sehingga lahan kerja Tom - yang sohor dengan kartun strip "This Modern World" - menjadi menurun drastis. Vedder memberikan dukungan dengan mengirim surat awal tahun lalu kepada fans Pearl Jam. Namun langkah nyata diambil oleh Ed dan kawan-kawan dengan memberikan Tom pekerjaan prestisus yakni merancang artwork untuk Backspacer. Artwork album dan Pearl Jam adalah entitas tak terpisahkan. Dan Tom bekerja dengan sangat bagus menyajikan gambar-gambar kartun yang maknanya menjadi puzzle tersendiri untuk para fans.
05. PENUH DENGAN PESAN POSITIVISME
Era kegelapan dan depresi secara personal sudah pernah dijajal Pearl Jam dalam serial album di awal karir. Lalu kontemplasi transendental juga dicicip melalui No Code dan Yield. Materi politis dirambah pula pada 3 album sebelum Backspacer. Dan kini, di saat Amerika memiliki kepemimpinan baru yang kandidasinya mereka dukung, Pearl Jam menyebar positivisme. Pesan-pesan yang mereka tuangkan dalam beberapa lagu di Backspacer menggarisbawahi nilai-nilai positif dari humanisme seperti kerja keras, semangat saling membantu, menyambut harapan dan sebagainya. Di Amerika ini perlu karena di sana tengah dilanda resesi terburuk setelah depresi besar di tahun 1930an. Namun pesan ini tentu sangat penting juga untuk disampaikan ke seluruh dunia!
06. CONCISE, SHARP AND SHORT
Total clocking time: 36 menit! Ini adalah album Pearl Jam yang terpendek yang pernah mereka buat dari sisi waktu. Mereka kembali bermain dengan mematahkan stereotipikal dan persepsi klise mengenai kualitas lagu ditinjau dari sisi waktu. Lagu berdurasi banyak tak selalu berbanding lurus dengan kualitas. Mari kita ingat The Beatles, The Ramones dan bahkan Nirvana! Mereka bisa membuat album bagus dengan total waktu yang tak terlalu panjang. Backspacer layak dicoba, dan tak akan jenuh diputar berulang-ulang. Sambil menonton sepakbola, kita bisa 3 kali spin CD Backspacer yang tak akan membuat bosan!
07. EFEKTIVITAS MARKETING
Pearl Jam bergerak independen kali ini. Namun bukan berarti mereka tanpa effort dalam hal promosi dan pemasaran. Target, sebuah korporasi retail (semacam Matahari bila di Indonesia) digandeng sebagai partner untuk memasarkan album. Komersil? You guess! Mereka berpikir karena independen, album haruslah mudah diakses oleh seluruh kalangan. I called it brilliant! Buktinya, untuk worldwide release yang tak semua negara dijangkau Target, Pearl Jam tetap bekerjasama dengan distributor yang punya jaringan luas. Universal digaet, yang seharusnya membuat kita bersyukur karena Indonesia tetap bisa masuk dalam jaringan distribusi internasional. Masih juga berpikir komersial? How about this: Pearl Jam juga menyalurkan eksklusif konten yang berbeda untuk album Backspacer melalui jaringan toko musik independen. Mereka mendukung jejaring kecil dalam industri musik yang tentunya akan tergencet bila tetap bekerja dengan label besar. Dengan menentukan Target sebagai partner, Pearl Jam bisa tetap mengembangkan konsep pemasaran yang ideal menurut mereka, karena Target sebagai retailer barang umum tentu tak akan memandang toko-toko rekaman independen sebagai rival mereka.
08. PLATINUM!!!
Efektivitas marketing yang membuahkan hasil. Di banyak negara, termasuk Polandia, Portugal dan Australia album Backspacer membuahkan hasil platinum. Ini tentu kasus langka di era digital lantaran seperti halnya album lain, Backspacer telah bocor sekitar 15 hari sebelum tanggal rilis. Banyak yang menduga bahwa bocornya album ini sedikit diabaikan oleh Pearl Jam lantaran mereka beranggapan bahwa versi CD-nya tetap mempunyai nilai jual sendiri bagi fans musik sebenarnya. Anggapan yang makin didukung ketika gilanya mereka melepas streaming penuh album Backspacer dalam situs resmi mereka (www.pearljam.com) yang tentu bisa dengan mudah diunduh oleh banyak pihak. Dan sejauh ini, dengan raihan sales yang menggembirakan, artinya konsep Pearl Jam memang berjalan. Album fisik tetap diserbu penggemar dan mencatatkan diri dalam status penjualan bagus di seluruh dunia.
09. LEBIH BAIK DARI ALBUM LAINNYA
Ini adalah anggapan dari situs MetaCritic. MetaCritic adalah agregator kritik dari berbagai media terpandang untuk membuat suatu kesimpulan rating sebuah album. Backspacer yang rilis pada 20 September menghadapi kompetisi yang tak gampang karena harus digempur oleh band-band yang kurang lebih "sealiran". Paramore, Black Crowes, Muse, Alice in Chains dan Phish merilis album mereka dalam bulan September, yang tentunya akan menjadi pesaing Backspacer dalam hal berebut pasar. Namun Backspacer, menurut MetaCritic, memperoleh rating yang lebih baik daripada album lain yang rilis bulan September. Backspacer meninggalkan Popular Songs (Yo La Tengo), Brand New Eyes (Paramore), Crash Love (AFI), The Boy Who Knew That Much (Mika), Before the Frost...Until the Freeze (Black Crowes), The Resistance (Muse), Black Gives Way to Blue (Alice in Chains), dan Joy (Phish) dengan review yang dikumpulkan dari media-media ternama seperti Rolling Stone, Spin, Q Magazine dan sebagainya.
10. NOMER 1 DI BILLBOARD CHART
Dan inilah bukti sahih, kulminasi dari butir-butir di atas, ketika pertama dalam 13 tahun terakhir (setelah No Code) album Pearl Jam bertengger di urutan pertama tangga lagu Billboard untuk SEMUA kategori! Mereka menggusur Jay-Z, yang notabene merupakan artis paling digemari di Amerika secara populis.
So, let's have a Backspacing time!
BACKSPACER LISTENING PARTY
10 Oktober 2009 | Jam 19.00 WIB-Selesai
Skipper Cafe
MidPoint II, Senayan
JAKARTA SELATAN
FREE!!!
We're gonna let you keep your money to buy yourself a copy of Backspacer! If you enjoyed this post Subscribe to our feed